Pengertian Cerpen
Cerpen merupakan singkatan dari cerita
pendek. Maksud dari cerita pendek disini adalah ceritanya kurang dari
10.000 (sepuluh ribu) kata atau kurang dari 10 (sepuluh) halaman. Cerpen
biasanya hanya memberikan kesan tunggal yang demikian dan memusatkan
diri pada satu tokoh dan satu situasi saja. Cerpen adalah jenis karya
sastra yang memaparkan kisah ataupun cerita tentang kehidupan manusia
lewat tulisan pendek. cerpen juga bisa disebut sebagai karangan fiktif
yang berisikan tentang sebagian kehidupan seseorang atau juga kehidupan
yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh saja.
Menurut pendapat beberapa ahli cerpen dapat diartikan sebagai berikut :
Cerpen adalah karangan pendek yang
berbentuk prosa. Dalam cerpen dipisahkan sepenggal kehidupan tokoh, yang
penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan atau menyenangkan, dan
mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan (Kosasih dkk, 2004:431).
Nugroho Notosusanto (dalam Tarigan,
1993:176) mengatakan bahwa cerpen adalah cerita yang panjangnya di
sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi yang terpusat
dan lengkap pada dirinya sendiri.
Menurut menurut, H.B. Jassin Sang Paus
Sastra Indonesiamengatakan bahwa: yang disebut cerita pendek harus
memiliki bagian perkenalan, pertikaian, & penyelesaian.
Sedangkan menurut, A. Bakar Hamid dalam
tulisan “Pengertian Cerpen” berpendapat bahwa: yang disebut cerita
pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang
dipakai: antara 500 – 20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak,
& adanya satu kesan.
Dan menurut, Aoh. KH, mendefinisikan
bahwa: cerpen adalah salah satu ragam fiksi / cerita rekaan yang sering
disebut kisahan prosa pendek.
Struktur Cerpen
Dalam pembuatan cerpen kita juga harus
mengetahui tentang kerangka atau struktur dari sebuah cerpen. Adapun
struktur cerpen itu sendiri terdiri dari abstrak, orientasi, komplikasi, evaluasi, resolusi dan koda. Untuk lebih jelasnya, mari kita bahas kerangka tersebut satu persatu:
1. Abstrak
Abstrak adalah ringkasan dari sebuah
cerita. Abstrak merupakan inti dari cerita yang akan dikembangkan
menjadi beberapa rangkaian kejadian. Abstrak juga bisa disebut sebagai
gambaran awal dalam cerita. Abstrak bersifat opsional yang mana dalam
sebuah cerpen, kita boleh tidak menggunakan abstrak.
2. Orientasi
Orientasi adalah hal-hal yang
berhubungan dengan suasana, tempat dan waktu yang ada dalam cerita
tersebut. Biasanya orientasi tidak hanya terpaku pada satu tempat,
suasana dan waktu. Karena dalam sebuah cerita terdapat banyak kejadian
dan tokoh yang berbeda-beda.
3. Komplikasi
Komplikasi merupakan rangkaian
kejadian-kejadian yang berhubungan dan ber risikan tentang sebab akibat
kejadian sebuah cerita. Dalam struktur ini kamu bisa menentukan watak
atau karakter dari tokoh cerita. Watak atau karakter dari tokoh dapat
muncul karena kerumitan permasalahan yang mulai terlihat.
4. Evaluasi
Evaluasi yaitu struktur dari
konflik-konflik yang terjadi dalam cerita yang mengarah pada titik
klimaks atau puncak permasalahan dan mulai mendapatkan gambaran
penyelesaian dari konflik tersebut. Struktur ini merupakan struktur yang
sangat penting. Karena struktur ini sangat menetukan menarik tidaknya
suatu cerita. Dalam struktur ini penulis dapat menyajikan
konflik-konflik yang mampu mebuat hati pembaca terbawa suasana. Sehingga
pembaca lebih menghayati dan menjiwai karakter yang ada dalam cerita
ini.
5. Resolusi
Resolusi merupakan penyelesaian dari
evaluasi. Biasanya resolusi sangat dinanti-nati oleh pembaca, karena
pada struktur ini pengarang memberikan solusi mengenai permasalahan yang
dialami seorang tokoh atau pelaku dalam cerita.
6. Koda
Koda ialah nilai ataupun pelajaran yang
dapat diambil dari suatu cerita. Koda merupaka hikmah yang terkandung
dalam cerita. Koda biasanya dapat diketaui setelah pembaca semua cerita
dalam cerpen yakni dari permulaan hingga ahir dari cerita. Koda dapat
berupa nasehat, pelajaran dan peringatan bagi pembacanya.
Unsur Intrinsik Cerpen
Dalam sebuah cerpen terdapat unsur-unsur
interinsik yang wajib kamu ketahui. Unsur-unsur ini sangat penting
dalam pebuatan sebuah cerpen. Unsur unsur tersebut antara lain tema, alur/plot, seting/latar, tokoh/pelaku dan penokohan/perwatakan. Adapun uraian dari unsur-unsur tersebut apat kamu ahami sebagai berikut:
1. Tema
Tema merupakan gagasan pokok atau ide
pokok sebuah cerita. Pada umumnya tema dapat di bagi menjadi dua. Yakni
tema yang dapat langsung terlihat jelas di dalam cerita (tersurat) tanpa
harus menghayati ceritanya dan tema yang tidak langsung terlihat jelas ,
yakni pembaca harus bisa menyimpulkan sendiri tema yang terkandung
dalam cerita tersebut (tersirat). Misalkan, tema tentang asmara,
pendidikan, kesehatan, kepahlawanan dll.
2. Alur (Plot)
Alur atau plot adalah jalan cerita sebuah karya sastra. Secara garis alur dalam sebuah cerita dapat di gambarkan sebagi berikut:
- Perkenalan tokoh
- Mucul konflik atau permasalahan yang dihadapi tokoh
- Peningkatan konflik hingga puncak konflik atau klimaks
- Penurunan konflik
- Penyelesaian dari masalah
Dalam membuat alur atau plot penulis
harus memperhatikan karakter tokoh yang akan di ceritakan. Biasanya
semakin baik karakter tokoh maka semakin besar konflik yang akan timbul.
3. Setting atau latar
Setting atau latar merupakan hal-hal
yang berkaitan dengan tempat, waktu, dan suasana dalam cerita tersebut.
Seting atau latar biasanya berhubungan eret dengan tema cerpen misalnya
jika cerpen bertemakan pendidikan maka setingnya berada di sekolahan,
jika cerpen bertemakan agama maka setingnya berada di tempat ibadah.
4. Tokoh Atau Pelaku
Tokoh merupakan pelaku pada sebuah
cerita. Setiap tokoh biasanya mempunyai karakter tersendiri mulai dari
watak , sikap, sifat dan kondisi fisik. Karakter tokoh dalam sebuah
cerpen dapat pula disebut dengan perwatakan. Dalam sebuah cerita kita
dapat mengolongkan karakter tokoh dalam 3 jenis yaitu:
- Tokoh protagonis (tokoh utama dalam sebuah cerita atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang baik),
- tokoh antagonis (lawan dari tokoh utama atau tokoh yang memerankan peran menjadi orang jahat)
- tokoh figuran (tokoh pendukung untuk cerita atau tokoh yang mendampingi tokoh protagonis).
5. Penokohan (perwatakan)
Penokohan adalah pemberian karakter pada
setiap tokoh dalam cerita. karakter yang telah ditentukan akan
tercermin pada pikiran, tindakan, ucapan, serta pandangan tokoh terhadap
peristiwa yang terjadi. Metode yang digunakan untuk menetukan karakter
suatu tokoh ada 2 (dua) macam yaitu:
- Metode analitik
Metode analitik adalah metode yang
digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara memaparkan ataupun
menyebutkan sifat tokoh secara langsung. Contoh : penyayang, lemah
lembut, pemberani, tegas, pemalu, egois, ringan tangan, ramah, ceria,
lugu, kreatif, dll.
- Metode dramatik
Metode dramatik adalah suatu metode yang
digunakan untuk menetukan karakter tokoh dengan cara tidak langsung
menggambarkan sifat tokoh. Penggambaran tokoh dilakukan melalui
percakapan yang dilakukan oleh tokoh lain. Metode ini dapat juga disebut
sebagai metode reaksi tokoh lain (berupa pandangan, pendapat, sikap,
dsb).
6. Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah posisi pengarang
dalam memandang suatu peristiwa di dalam sebuah cerita. Ada beberapa
macam sudut pandang, diantaranya yaitu:
- Sudut pandang orang pertama
Yakni pengarang memposisikan dirinya
sebagai tokoh utama yang berbicara dalam kisah tersebut. Sudut pandang
orang pertama juga di sebut sebagai kata ganti orang pertama (orang yang
berbicara). Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “aku
, saya” dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “kami
dan kita”.
- Sudut pandang orang kedua
Yakni pengarang memposisikan dirinya
sebagai tokoh yang di ajak bicara. Sudut pandang orang kedua juga di
sebut sebagai kata ganti orang kedua (orang yang di ajak bicara). Dimana
jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “kamu, engkau, saudara,
anda” dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “kalian”.
- Sudut pandang campuran.
Yakni pengarang memposisikan dirinya
sebagai tokoh yang membicarakan tokoh utama. Sudut pandang campuaran
juga di sebut sebagai kata ganti orang ketiga (orang yang dibicarakan).
Dimana jika dalam bentuk tunggal, maka mengunakan kata “ia, dia, beliau”
dll. Dan jika dalam bentuk jamak, maka mengunakan kata “mereka”.
7. Amanat atau pesan
Yakni pesan yang ingin disampaikan oleh
seorang pengarang melalui karya tulisnya kepada pembaca atau pendengar.
Pesan bisa berupa harapan, nasehat, dan sebagainya. Pesan merupakan hal
penting dalam sebuah cerpen, karena dengan pesan yang baik pengarang
dapat menyajikan cerita yang baik sehingga tokoh-tokoh dalam
ceritanyapun dapat diteladani.
Unsur Ekstrinsik Cerpen
Unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur
yang terdapat di luar cerpen. Unsur ekstrinsik dari cerpen merupakan
usur yang menjadi faktor pengarang membuat cerpen tersebut. Unsur ini
sangat mempengaruhi penyajian amanat dan latar belakang dari cerpen.
Unsur eksterinsik cerpen dibagi menjadi 2 yakni :
1. Latar belakang masyarakat
Kondisi latar belakang masyarakat
seorang penulis sangatlah berpengaruh besar terhadap terciptanya sebuah
cerita. Kondisi itu bisa berupa pengkajian Ideologi negara, kondisi
politik negara, kondisi sosial masyarakat, kondisi lingkungan sekitar,
sampai dengan kondisi ekonomi masyarakat.
2. Latar belakang pengarang
Latar belakang pengarang meliputi
pemahaman kita terhadap sejarah hidup dan sejarah hasil karangan yang
telah diciptakan. Semakin banyak karya sastra yang pernah ditulis maka
semakin baik pula karya sastra tersebut. Latar belakang pengarang dapat
dikelompokkan kedalam 3 faktor yakni:
Biografi, yakni riwayat
hidup pengarang cerita, yang ditulis secara keseluruhan. Mulai dari
jenjang pendidikan yang paling rendah hinga jenjang terahir yang telah
ditamatkan.
Kondisi psikologis, yakni berisi mengenai pemahaman kondisi mood atau keadaan saat seorang pengarang menulis sebuah cerita atau cerpen.
Aliran Sastra, seorang
penulis pastinya mengikuti aliran sastra tertentu. Hal tersebut dapat
memberikan pengaruh yang besar pada gaya penulisan yang dipakai oleh
penulis dalam menciptakan sebuah karya sastra.
Ciri-Ciri Cerpen
Ciri-ciri dari sebuah cerpen adalah sebagai berikut:
- Terdiri kurang dari 10.000 (sepuluh ribu) kata.
- Habis dibaca dengan sekali duduk.
- Isi dari cerita berasal dari kehidupan sehari-hari.
- Penggunaan kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.
- Bersifat fiktif.
- Hanya mempunyai 1 alur saja.
- Bentuk tulisan yang singkat lebih pendek dari Novel.
- Penokohan dalam cerpen sangat sederhana.
- Mengangkat beberapa peristiwa saja dalam hidup.
- Kesan dan pesan yang ditinggalkan sangatlah mendalam sehingga si pembaca ikut merasakan isi dari cerpen tersebut.
Fungsi Sastra dalam Cerpen
Fungsi sastra dalam cerpen dibagi dalam lima golongan yaitu :
- Fungsi rekreatif, yaitu memberikan rasa senang, gembira, serta menghibur para penikmat atau pembacanya.
- Fungsi didaktif, yaitu mengarahkan dan mendidik para penikmat atau pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
- Fungsi estetis, yaitu memberikan keindahan bagi para penikmat atau para pembacanya.
- Fungsi moralitas, yaitu fungsi yang mengandung nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinaya.
- Fungsi relegiusitas, yaitu mengandung ajaran agama yang dapat dijadikan teladan bagi para penikmatnya atau pembacanya.